Hari ini saya baru melihat sebuah tindakan karena ketidaknyamanan seseorang terhadap kondisi yang dialaminya didalam suatu lingkungan pergaulan. Tidak ada rasa menghargai bisa memicu perubahan sikap seseorang dengan yang lain berubah 360˚, baik itu dilingkungan kerja, pergaulan, bahkan dalam lingkungan keluarga. Bisa dibilang didalam hati setiap manusia pasti mempunyai batas kesabaran yang mana tidak semua orang bisa melakukannya kalau orang tersebut tidak mempunyai hati dan jiwa yang bersih dalam segala tindakan.
Bagaimana sikap menghargai orang lain tidak dimiliki oleh manusia yang notabene adalah makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna dibandingkan dengan ciptaannya yang lain??.
Perilaku tidak menghargai orang lain bisa terbentuk dari ketidakmampuan yang dimiliki masing-masing individu berbeda satu dengan yang lain. Faktor ketidakmampuan bisa timbul dari segala macam hal, misalnya ketidakmampuan secara pendidikan, ekonomi, rohani, fisik, mental dsb. Dari faktor-faktor tersebut biasanya memunculkan perasaan iri, cemburu, marah bahkan mungkin sampai melakukan tindakan yang semena-mena kepada yang memiliki kemampuan lebih.
Saya mengambil contoh yang terjadi dilingkungan kerja saya. Seorang wanita melakukan penamparan terhadap seorang pria. Singkat cerita si pria mengelus-elus kepala wanita tersebut dan sering dilakukan karena pria tadi mengganggap “ADIK” kepada si wanita, padahal antara mereka berdua tidak ada hubungan keluarga sama sekali, hanya sebatas pengakuan bahwa si pria lebih tua sehingga dipanggil “KAKAK”.Seiring berjalannya waktu si wanita merasa tidak nyaman dan merasa tidak dihargai sama sekali, sehingga terjadilah penamparan. Selain adanya bentuk tidak menghargai juga bisa dikategorikan pelecehan. Ini masih sebagian contoh kecil yang saya lihat sendiri.
Kurangnya pendidikan agama dan orang tua menjadi faktor yang membuat rasa tidak menghargai itu ada. Pemberian ‘pengetahuan’ yang benar harus diberikan sejak kecil dan diharapkan dimulai dari lingkungan terkecil dalam masyarakat yaitu KELUARGA. Dalam ajaran agama masing –masing saya yakin diajarkan tentang menghargai dengan tidak memandang usia, jabatan, kekayaan, pendidikan dsb.
Bagaimana sikap menghargai orang lain tidak dimiliki oleh manusia yang notabene adalah makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna dibandingkan dengan ciptaannya yang lain??.
Perilaku tidak menghargai orang lain bisa terbentuk dari ketidakmampuan yang dimiliki masing-masing individu berbeda satu dengan yang lain. Faktor ketidakmampuan bisa timbul dari segala macam hal, misalnya ketidakmampuan secara pendidikan, ekonomi, rohani, fisik, mental dsb. Dari faktor-faktor tersebut biasanya memunculkan perasaan iri, cemburu, marah bahkan mungkin sampai melakukan tindakan yang semena-mena kepada yang memiliki kemampuan lebih.
Saya mengambil contoh yang terjadi dilingkungan kerja saya. Seorang wanita melakukan penamparan terhadap seorang pria. Singkat cerita si pria mengelus-elus kepala wanita tersebut dan sering dilakukan karena pria tadi mengganggap “ADIK” kepada si wanita, padahal antara mereka berdua tidak ada hubungan keluarga sama sekali, hanya sebatas pengakuan bahwa si pria lebih tua sehingga dipanggil “KAKAK”.Seiring berjalannya waktu si wanita merasa tidak nyaman dan merasa tidak dihargai sama sekali, sehingga terjadilah penamparan. Selain adanya bentuk tidak menghargai juga bisa dikategorikan pelecehan. Ini masih sebagian contoh kecil yang saya lihat sendiri.
Kurangnya pendidikan agama dan orang tua menjadi faktor yang membuat rasa tidak menghargai itu ada. Pemberian ‘pengetahuan’ yang benar harus diberikan sejak kecil dan diharapkan dimulai dari lingkungan terkecil dalam masyarakat yaitu KELUARGA. Dalam ajaran agama masing –masing saya yakin diajarkan tentang menghargai dengan tidak memandang usia, jabatan, kekayaan, pendidikan dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar